Penerjemah*) : Al-Ustadz Abu Abdirrahman Rahmat Hidayat
Bismillahirrahmanirrahiim
Hukum nasyid (ياطيبة يادواءالعيانا) yang beredar di tengah manusia dengan bentuk yang tidak benar, sehingga kami mengharap agar disebarkan hukum nasyid tersebut di tengah manusia.
1. JAWABAN ASY-SYAIKH SHOLIH BIN SA’AD AS-SUHAIMI –SEMOGA ALLAH MENJAGA BELIAU-* HATI-HATILAH DARI NASYID-NASYID KEKAFIRAN DAN BERBAU SHUFIYAH *
Soal : Berkata (penanya) : Disana ada nasyid-nasyid Islami yang berbunyi “Wahai Allah, dengan penglihatan dari mata yang pengasih, mengobati semua yang ada pada diriku berupa penyakit-penyakit” apakah dalam nasyid ini ada masalah?
Jawaban : Saya tidak mengetahui apakah dia memaksudkan dari kalimat : dari mata yang pengasih apakah dia maksudkan bahwa dia berdo’a kepada Allah agar Dia menguasakan kepada salah seorang dari makhluk-Nya atau dia memaksudkan Allah Ta’ala sendiri.
(Yang jelasnya) atas apapun yang dimaksudkan, walaupun dia memaksudkan Allah Ta’ala, tetap tidak boleh (berdo’a) dengan ibarat-ibarat seperti ini. (sebab) sifat-sifat tersebut tidak boleh berdo’a kepada sifat-sifat / dimintai darinya, memang benar Allah memiliki mata, Allah memiliki dua mata tentunya mata penglihatan yang sesuai dengan Kemuliaan-Nya dan Keagungan-Nya, akan tetapi jangan Anda berdo’a dengan mengatakan : Wahai mata penglihatan Allah, sampai-sampai sebagian ulama mengatakan kalau dia berdo’a kepada sifat Allah maka dia kafir, jadi kalau dia berkata : Wahai kekuasaan Allah, Wahai Rahmat Allah, Wahai Tangan Allah, Wahai Ni’mat Allah, maka dia kafir sebagaimana disebutkan dari kebanyakan Ulama. Akan tetapi wahai saudaraku sekalian hendaknya engkau berdo’a dengan do’a-do’a yang jelas datangnya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan tidak ada hajat engkau dengan lafadz-lafadz meragukan ini yang terkadang dapat menjerumuskan Anda kepada perbuatan bid’ah atau kesyirikan, berhati-hatilah dari bid’ah dan kesyirikan. Dan hendaknya Anda mengembalikan segala lafadz-lafadz kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.